Tentu
saja nama-nama Ramalan Zodiak Bintang yang kita kenal tsb. hanyalah
sebuah istilah yang diciptakan manusia berdasarkan pemahaman mereka
terhadap alam dunia ini.
Primbon
atau perhitungan Jawa yang banyak dipakai orang untuk memulai sesuatu
pekerjaan, memberi nama anak atau bayi, menghitung nasib, karakter,
peruntungan, jenis pekerjaan, jodoh, cinta, berdasarkan perhitungan
tersebut tentu saja hal itu hanya sebuah peradaban yang tidak bisa
dijadikan pegangan.
Ramalan Bintang sudah
ada sejak dahulu kala, ketika itu manusia memperhatikan perjalanan
serta keadaan bintang - bintang dilangit beserta planetnya.
Mereka percaya, bahwa ada suatu
sebab akibat antara susunan planet dilangit dengan nasib serta
perjalanan hidup seorang manusia. Jadi yang namanya Ramalan Bintang
tersebut merupakan sebuah peradaban atau kebudayaan manusia semata.
Mengenai Ramalan Zodiak kita
bisa lihat Ramalan Bintang menurut Dr. Yusuf Qardhawi, cendekiawan
muslim asal Qatar, ramalan bintang adalah ilmu rekaan yang
menghubung-hubungkan pergerakan bintang dalam sistem tata surya dengan
sesuatu yang akan terjadi kemudian di kehidupan manusia. Menurut Islam,
bintang-bintang itu adalah sebagian dari makhluk Allah SWT yang tunduk
akan sunnah-Nya.
Jadi orang yang mempercayai ramalan bintang sebagai sesuatu yang benar, maka ia termasuk orang yang kufur.
Dalam sebuah hadis Nabi dijelaskan, “Barang
siapa mendatangi ahli nujum, kemudian ia mempercayai terhadap apa-apa
yang diucapkan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW.” (HR Al Bazzar)
Persoalan nasib, jodoh, rezeki,
mati, dan hari baik itu hanyalah Allah SWT. Manusia diberikan
kesempatan oleh Allah untuk merencanakan dan berusaha semaksimal
mungkin. Artinya, kita bisa merancang masa depan nasib, jodoh, rezeki,
kecuali mati dengan kemampuan yang baik pula. Kalau sudah berusaha
dengan maksimal, baru tawakal kepada Allah agar tidak menjadi hamba
yang sombong.
Mempercayai ramalan adalah haram:
“Barangsiapa yang
mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang diramalkan, maka
ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi No. 135, Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan Ahmad No. 9252)
“Barangsiapa yang
mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan,
maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR. Muslim 2230)
Jangankan mengetahui masa
depan, mengetahui hal-hal yang telah terjadi pun banyak peramal yang
tidak mampu. Sebagai contoh ada seorang peramal yang ikut kuis TV. Di
kuis tersebut ditanyakan berbagai soal pengetahuan umum yang sebenarnya
merupakan fakta yang sudah terjadi/sejarah. Toh peramal tersebut tidak
mampu menjawabnya. Dia kalah. Bagaimana dia mampu mengetahui hal yang
belum terjadi jika hal yang sudah terjadi saja tak tahu?
Hanya Allah yang tahu akan hal yang ghaib atau belum pernah terjadi, sebagimana firman Allah dalam QS. Al Jin: 26-27
26. (dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
27.
Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia
Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
Dengan dasar ayat di atas
jelaslah barangsiapa mengaku mengetahui perkara atau ilmu ghaib selain
orang yang dikecualikan sebagaimana ayat di atas, maka ia telah kafir.
Baik mengetahuinya dengan perantaraan membaca garis-garis tangan, di
dalam gelas, perdukunan, sihir dan ilmu perbintangan atau selain itu.
Yang terakhir ini yang biasa dilakukan oleh paranormal.
59. Dan pada sisi Allah-lah
kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An’aam:59]
Para peramal biasanya tidak mau
menyebut nama, tempat, atau tanggal secara pasti. Sebab jika disebut
dan meleset maka pamornya akan turun. Paling menyebut hal yang umum
yang memang sudah biasa terjadi misalnya tahun 2008 akan ada gempa,
banjir, dsb. Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun lalu, di Indonesia
memang hal tersebut terjadi setiap tahun. Jadi jika memang benar terjadi
gempa/banjir itu memang sudah tidak aneh lagi atau sudah merupakan
sunnatullah.
Yang jelas sebagaimana
disebutkan oleh hadits di atas, mempercayai ramalan menyebabkan
seseorang jadi kufur dan tidak diterima shalatnya oleh Allah SWT.
Allah juga menyebut bahwa orang yang percaya pada ramalan berarti dia telah syirik:
“Barangsiapa membatalkan
maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah syirik
kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan
kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan
tidak ada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)
“Ramalan mujur-sial adalah
syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas
dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan
itu dengan bertawakal”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Islam, semua hari
adalah baik. Dulu pada jaman Jahiliyah, masyarakat Arab mempercayai
bahwa menikah di bulan syawwal atau bulan-bulan haram seperti muharram
akan mendatangkan malapetaka. Rasulullah s.a.w. kemudian mengikis
kayakinan tersebut, beliau menikahi Aisyah r.a. pada bulan syawwal.
Beliau juga menikahkan puterinya Fatimah pada bulan shafar dan sebagian
riwayat mengatakan awal bulan Muharram.